Ungkapan Kasih Kepada Anak
MEJA KURSI BELAJAR UNIK
Permainan dan Anak
Bermain dan alat-alat permainan memiliki fungsi terapeutik. Proses belajar anak justru sebaiknya dilakukan melalui metode bermain dan dengan alat-alat permainan. Namun hal ini hendaknya tidak disalah artikan dengan istilah “main-main”. Proses belajar dapat merupakan proses yang sangat membosankan untuk dikerjakan oleh anak-anak, sedangkan anak-anak biasanya lebih tertarik dengan permainan. Karena, proses bermain dan alat-alat permainan merupakan perangkat komunikasi bagi anak-anak. Melalui bermain anak-anak belajar berkomunikasi dengan lingkungan hidupnya, lingkungan sosialnya serta dengan dirinya sendiri. (www.himpi.org). Melalui bermain anak-anak belajar mengerti dan memahami lingkungan alam dan sekitarnya. Melalui bermain anak-anak belajar mengerti dan memahami interaksi sosial dengan orang-orang di sekelilingnya. Melalui bermain anak-anak mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan kreativitasnya. Bermain merupakan proses dinamis yang sesungguhnya tidak menghambat anak dalam proses belajar,
Perkembangan kreatif merupakan gabungan antara imajinasi dan perasaan. Unsur, fisik, kreatif dan rasio tersebut selalu bekerja secara bersamaan dalam diri manusia hanya kadarnya saja berbeda-beda tergantung pada usia sejak bayi hingga dewasa. Sebagai contoh, ketika bayi karena daya nalar dan kreativitasnya belum terlatih, maka fisik sangat dominan terlihat dengan gerakan-gerakannya atau tangisannya. Berbeda dengan masa kanak-kanak ketika kreativitasnya sudah muncul, akan tetapi nalarnya belum sepenuhnya hadir, maka yang dominan hadir pada diri anak adalah fisik dan kreatifnya. Dan ketika telah dewasa, perkembangan fisik, kreatif, rasio tersebut diharapkan dengan pendidikan yang benar terjadi integrasi yang sinergis.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia tidak akan lepas dari 3 potensi primer, yaitu : fisik, kreatif dan rasio dan 3 potensi sekunder, yaitu gerak, imajinasi dan perasaan (Tabrani,1988).
Pemunculan aspek fisik, kreatif dan rasio tersebut seiring dengan permasalahan yang dihadapinya, misalnya ketika seorang sedang belajar matematika, ketiga unsur fisik, kreatif dan rasio bekerja, hanya saja pada saat itu unsur rasio lebih dominan bekerja dibandingkan kreatif dan fisiknya. Begitu pula ketika bermain sepak bola, fisik dan kreatif lebih dominan bekerja dibandingkan unsur rasio. Artinya tidak ada manusia yang hanya fisiknya saja berkembang 100%, rasionya atau kreatifnya yang 100%, akan tetapi ketiganya bersinergi menjadikan manusia sebagai manusia (Tabrani,1988).
Menurut dr. Soedjatmiko, pertumbuhan yang baik tidaklah hanya bersifat fisik tetapi juga mental dan intelektualitas, sehingga proses pertumbuhan tersebut lazim disebut bukan saja sebagai proses pertumbuhan tetapi sebagai proses tumbuh-kembang. Agar proses tumbuh-kembang dapat berjalan dengan optimal, seorang anak harus mendapatkan pemenuhan dari 3 kebutuhan pokoknya. Yang pertama adalah kebutuhan fisik-biologis, berupa kebutuhan akan nutrisi (ASI, Makanan Pengganti ASI/MP-ASI), imunisasi, serta kebersihan fisik dan lingkungan. Yang kedua adalah kebutuhan emosi berupa kasih kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dihargai, diperhatikan, serta didengar keinginan dan pendapatnya. Kebutuhan ini memiliki peran yang sangat besar pada kemandirian dan kecerdasan emosi anak. “Oleh sebab itu perbanyaklah memberi limpahan kasih sayang dan kegembiraan bagi anak,” Jelas dr. Soedjatmiko. Kemudian kebutuhan ketiga yang tak kalah penting adalah kebutuhan akan stimulasi yang mencakup aktivitas bermain untuk merangsang semua indra, mengasah motorik halus dan kasar, melatih ketrampilan berkomunikasi, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Stimulasi ini harus diberikan sejak dini karena memiliki pengaruh yang besar pada ragam kecerdasan atau multiple intelligences.
Ketiga kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan pokok yang saling terkait. Satu kebutuhan bukanlah substitusi kebutuhan yang lain, oleh sebab itu ketiganya harus terpenuhi untuk mencapai perkembangan otak dan pertumbuhan anak yang optimal. Karena apabila kebutuhan fisik-biologis tak tercukupi, tentu anak jadi sering sakit dan perkembangan otaknya pun tak optimal. Lalu kalau kebutuhannya akan kasih sayang tak tercukupi, kecerdasan emosinya juga relatif rendah. Sedangkan jika stimulasi bermainnya kurang bervariasi, perkembangan kecerdasannya juga kurang seimbang.
Semua anak tentunya senang bermain. Terutama mereka yang masih balita. Dan sebagai orang tua, kita harus bisa memilih mainan untuk mereka yang mereka sukai dan juga mendidik. Ada berbagai macam jenis mainan yang bisa Anda temukan diberbagai toko mainan dan pusat perbelanjaan, tapi tidak semuanya baik dan cocok untuk anak Anda dan terlebih lagi, tidak semuanya edukatif dan mendukung perkembangan kecerdasan mereka. Jadi bagaimana cara memilih mainan anak yang edukatif dan aman untuknya?
Pertama, saat Anda di toko mainan, perhatikan label mainan satu per satu dan perhatikan rekomendasi umurnya. Ini sangatlah penting untuk keselamatan balita Anda. Selain itu, perhatikan perilaku balita Anda dan tingkat perkembangannya, contohnya bila balita Anda masih suka memasukkan benda ke dalam mulutnya, jangan berikan mainan yang mempunyai bagian-bagian kecil yang bisa tertelan atau membuatnya tersedak. Sebagian anak berhenti memasukkan benda ke mulutnya di usia 1 tahun, tetapi ada beberapa yang baru berhenti di usia 3 tahun, sehingga Anda pun harus menyesuaikannya. Selain itu, pilihlah mainan yang tidak mudah rusak atau copot agar balita Anda tidak melukai dirinya saat bermain.
Setelah Anda menyesuaikan mainan dengan umur dan perkembangan perilakunya, Anda bisa memilihkan mainan yang edukatif untuk perkembangan kecerdasannya. Beberapa contoh dari mainan yang edukatif untuk balita Anda adalah buku-buku cerita dengan gambar-gambar yang menarik dan pesan moral yang baik. Anda bisa membacakan cerita padanya sambil mengenalkan kata-kata baru dan mengajarnya mengenal alfabet. Jigsaw puzzle yang mudah dengan bagian-bagian yang tidak terlalu kecil pun bagus untuk melatih otaknya berpikir secara logis dan juga membantu ia belajar menyelesaikan masalah. Selain itu, jigsaw puzzle memberikan tantangan yang menarik untuk si Kecil yang akan membantunya saat ia bersekolah.
Mainan lain yang edukatif untuk balita Anda adalah balok susun untuk membangun rumah-rumahan, gedung, mobil-mobilan dan lainnya. Pastikan Anda memilih balok susun yang bagian-bagiannya cukup besar sehingga tidak akan tertelan oleh si Kecil. Berbagai macam alat musik pun sangat berguna untuk membantu perkembangan otaknya. Anda tidak perlu mengajarnya bermain piano atau gitar yang tentunya membutuhkan pelajaran khusus, tetapi Anda bisa membelikan dia drum kecil, tamborin, xylophone, keyboard sederhana dan juga tape kecil dengan lagu-lagu anak-anak yang ia sukai. Selain itu, sepeda roda tiga, dan ‘balance beam’ yaitu sebuah balok yang ditaruh di tanah dimana balita Anda bisa melatih berjalan dan keseimbangannya pun sangat berguna untuk melatih saraf-saraf motoriknya.
Pada akhirnya, ada berbagai macam mainan yang bisa berguna untuk membantu kecerdasan balita Anda. Pilihlah mainan yang sesuai dengan umurnya dan tidak hanya berguna untuk dimainkan tetapi juga menstimulasi kecerdasannya
Kriteria pembuatan Meja dan Kursi Anak
Non toxic,tidak mengandung zat yang tidak berbahaya pada bahan kayu dan finishing
Easy to clean, mudah dalam perawatan
Ukuran yang ergonomis, sesuai dengan ukuran anak usia 4 – 5 tahun.
Warna yang cerah, warna merah,kuning,biru, hijau
Bentuk yang konstruktif, bentuk geometris yang ditata secara acak dan teratur.
Meja dan kursi belajar pasti dibutuhkan oleh anak, untuk belajar dan bermain walaupun usia mereka masih muda.
Bentuk geometris yang mengalir dan perpaduan warna yang cerah yang direalisasikan dalam furniture anak, yaitu meja dan kursi belajar diharapkan menjadi press (pendukung) dalam proses tumbuh kembang anak. Menjadikan meja belajar dan bermain yang aman
Meja disamping menjadi tempat menulis ,menggambar dan berhitung dalam kelas , juga menjadi salah satu kegiatan meja ,yaitu kegiatan konstrukstif bermain bongkar pasang dengan bentuk geometris, yaitu: dengan memasang dan membongkar bentuk lingkaran, segitiga dan persegi.
Bentuk meja tidak beraturan tapi memiliki unsur kepaduan dengan bentuk bagian yang lain.
Bermain warna yaitu,merah, kuning, hijau dan biru untuk memainkan psikologi anak,untuk selalu mencoba membongkar dan memasang dan melakukan kegiatan yang aktif dan konstruktif di meja, tanpa harus meninggalkan ruangan kelas dan meja itu sendiri.
Proses produksi yang irit dengan bahan serta sistem produksi yang cepat dan ringkas dengan konstruksi yang mudah.
Konstruksi baru yang digunakan yaitu mempertemukan bagian bawan dan atas sandaran dan kaki kursi.